“Dan pada sebagian malam bertahajjudlah
dengannya sebagai tambahan bagimu mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke
tempat yang terpuji”. (Surat al-Isra’, ayat 79)
Mengapa Allah menyuruh kita bangun ditengah malam untuk melaksanakan shalat tahajjud
di tengah malam? Apa rahasia dibalik perintah Allah tersebut? Apakah
betul orang-orang yang bertahajjud ditengah malam akan diangkat Allah
ke tempat yang terpuji?
*Shalat Tahajjud, Stres
dan Hormon Kortisol (Hormon Stres)* Siapa bilang ajaran dalam agama
Islam hanya dogma dan doktrin. DR. Muhammad Soleh, dosen IAIN Surabaya,
telah mampu membantah pandangan tersebut melalui desertasi yang ia
pertahankan sehingga mendapatkan gelar doktor dalam bidang ilmu
kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, dengan
judul “Pengaruh shalat Tahajjud terhadap peningkatan perubahan respon
ketahanan tubuh imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”,
menyimpulkan jika Anda melakukan shalat tahajjud secara rutin, benar
gerakannya, ikhlas dan khusyu’ niscaya Anda akan terbebas dari penyakit
infeksi dan kanker.
Desertasi ini melibatkan 41 responden
siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41
siswa, hanya 23 yang sanggup yang sanggup menjalankan shalat tahajjud
selama satu bulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang
bertahan shalat tahajjud selama dua bulan. Shalat tahjjud dimulai pukul
2.00-3.30 wib sebanyak 11 rakaat, dengan dua rakaat sebanyak 4 kali
dan ditutup shalat witir sebanyak tiga rakaat. Dan selanjutnya hormon
kortisol (hormon stres) dari 19 siswa tersebut diperiksa di tiga
laboratorium di Surabaya (Pramitha, Prodia dan Klinika).
Apa yang terjadi? Para siswa yang shalat tahajjud
dengan rutin dan ikhlas berbeda dengan siswa yang tidak melaksanakan
shalat tahajjud. Mereka yang melaksanakan shalat tahajjud tersebut
memilki kadar hormon kortisol yang rendah. Hal ini menandakan mereka
memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individu yang tangguh
sehingga mampu menanggulangi masalah-masalah sulit dengan lebih stabil.
Hormon kortisol merupakan salah satu
hormon stres. Kadar hormon ini semakin meninggi ketika kita dalam
keadaan stres. Dengan kadar hormon yang meninggi kita lebih mudah
berbuat salah, sulit berkonsentrasi dan daya ingat kita kurang baik.
Hormon ini oleh pakar kesehatan dijadikan tolak ukur untuk
tingkat/derajat stres seseorang. Makin stres seseorang maka hormon
kortisol semakin meninggi dalam darahnya. Hormon kortisol memiliki
kadar tertinggi di waktu tengah malam hingga di waktu pagi, terutama
pagi-pagi sekali (normal di pagi hari berkisar 38-690 nmol/liter,
sedangkan malam-nya 69-345 nmol/liter).
Stres dan depresi menjadi penyakit yang
lazim di zaman sekarang ini. Stres sebenarnya keadaan yang positif bagi
kita jika digunakan dalam keadaan yang masih wajar. Jika berlebihan
maka kadar hormon adrenalin dan hormon kortisol akan meningkat sehingga
menganggu sistem kekebalan tubuh yang akhirnya kita mudah terkena
infeksi, penyakit maag, asma, dan memperburuk penyakit degenaratif
kronis (kanker, diabetes, rematik dan lain-lain).
Dengan shalat tahajjud
yang dilakukan secara rutin, ikhlas dan khusyu’akan mampu menciptakan
karakter baru serta tangguh bagi pelaksananya, sehingga kita akan
memiliki persepsi dan motivasi yang positip yang nantinya akan
terhindar dari stres. Mungkin itulah maksud firman Allah pada surah
Al-Isra’, ayat 79 diatas tentang diangkatnya para pelaksana shalat
tahjjud ke tempat yang terpuji. Allahua’lam.
*Mengapa Harus Tengah Malam?*Kata
tahajjud terambil dari kata hujud yang berarti tidur. Kata tahajjud
dipahami oleh al-Biqai dalam arti tinggalkan tidur untuk melakukan
shalat. Shalat ini juga dinamakan Shalat Lail/Shalat Malam, karena ia
dilaksanakan di waktu malam yang sama dengan waktu tidur. Shalat ini
terdiri dari dua sampai dengan delapan rakaat.
Apa rahasia bangun di tengah malam untuk shalat tahajjud?
Hal ini telah dijawab Allah pada surat al-Muzzammil, ayat ke 6-7,
berbunyi: “Sesungguhnya bangun di waktu malam, dia lebih berat dan
bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya bagimu di siang hari
kesibukan yang panjang.”
Dari ayat tersebut ada dua hal yang
begitu mengesankan kita. Pertama, sengaja untuk bangun malam. Kedua,
bacaan di malam hari memilki efek dan dampak yang lebih mengesankan.
Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang memiliki niat yang
kuat pula. Niat yang yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat,
sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan
bersungguh-sungguh.
Shalat tahajjud dilakukan setelah tidur.
Apa manfaatnnya pula? Bangun tidur pasti pikiran kita lebih
fresh-segar. Bayangkan dalam satu hari, jantung kita berdetak sebanyak
100.000 kali, darah kita mengalir melalui 17 juta mil arteri, urat
darah halus dan juga pembuluh-pembuluh darah. Tanpa kita sadari
rata-rata sehari kita berbicara 4.000 kata, bernafas sebanyak 20.000
kali, menggerakkan otot-otot besar sebanyak 750 kali, dan mengopersikan
14 milyar sel otak.
Manusia perlu istirahat. Dan tidur
adalah istirahat yang sangat baik menurut ilmu kesehatan. Dengan tidur
berarti terjadi proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan
otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Tak heran kalau Allah
berkehendak agar shalat tahjjud dikerjakan setelah tidur. Kurang baik
jika dilakukan langsung setelah kita begadang malam. Dengan pikiran
yang fresh akan membantu kita untuk lebih khusyu’ memaknai ayat-ayat
Allah yang kita baca.
Bacaan di malam hari lebih mengesankan
dibandingkan di siang hari, mengapa demikian? Pernahkan kita mengingat
orang atau teman kita yang hobinya bermain break-breakan (orari).
Mereka lebih senang akan memilih berkomunikasi di malam hari kira-kira
mulai pukul 02.00-04.00 tengah malam. Kalau kita tanya kenapa mereka
suka ngebreak di waktu tersebut, mereka menjawab suara yang dihasilkan
di waktu itu lebih cukup bagus dan jernih, walaupun daya jangkaunya
sangat jauh. Berbeda dengan siang hari suara breaker tidak begitu jelas
banyak frekuensi lain yang menganggu.
Ini menandakan bangun di tengah malam
dan bershalat tahajjud sangat baik untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Dan komunikasi yag kita lakukan semuanya berbasis pada pancaran energi.
Penulis punya pengalaman menarik terhadap seseorang yang berumur
setengah baya ketika berbicara dalam sebuah forum, dimana tutur katanya
begitu santun didengar, wajahnya penuh percaya diri dan enak untuk
dipandang, memiliki karakter yang kuat untuk mempengaruhi orang yang
berinteraksinya dengannya. Pada sebuah kesempatan penulis bertanya
:”Apa kira-kira rahasia kelebihan yang saudara miliki selama ini?”. Ia
menjawab dengan singkat dan santun,”Disiplinkan diri dengan bershalat
tahajjud!”.
*Meditasi dan Tahjjud*Meditasi berarti
keheningan, diam dan kesendirian. Keheningan muncul apabila pikiran
sadar kita telah berhenti sepenuhnya. Diam berarti berhentinya
aktivitas fisik sedangkan kesendirian berati kita harus melakukanya
sendiri tanpa bantuan, tuntutan, atau kehadiran orang lain.
John Kehoe, penulis buku terlaris ‘Mind
Power’ pernah melakukan tapa brata dengan menyingkirkan diri dari hiruk
piruk dunia, kemudian menyepi didalam hutan untuk melakukan meditasi.
Hal ini ia lakukan untuk menembus batas kesadaran tertinggi atau
lapiasan terdalam pikiran bawah sadarnya melalui kesunyian dan
pencarian diri.
Banyak dari mereka melakukan metoda
meditasi lewat relaksasi senam ringan, olah napas, pindah ketempat yang
sunyi dengan menghidupkan kaset-kaset, CD pencerahan. Bahkan ada yang
menggunakan aroma terapi wewangian, tak heran terlalu besar biaya yang
dikeluarkan hanya untuk bermeditasi saja.
Padahal Allah telah memberikan jalan
alternatip ke kita pada 14 abad yang lalu untuk lebih dekat dengan-Nya
lewat pelaksanaan shalat malam, karena shalat adalah salah satu bentuk
meditasi. Selama ini kita terjebak pada belenggu diri kita sendiri yang
menjadikan shalat sebagai kewajiban semata bukan sebuah kebutuhan,
kalau tidak shalat akan masuk neraka, terkesan Tuhan yang membutuhkan
kita. Ironis.
Padahal untuk melakukan shalat tahjjud
kita tak perlu ke hutan, mengasingkan diri, cukup bangun di tengah
malam kemudian berwudu’ (bersuci) secara sederhana menurut rukun dan
syaratnya. Tak perlu biaya mahal, hanya perlu tempat dan sajadah yang
bersih.
*Kesimpulan*Jika kita melaksanakan
shalat tahajjud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan khusyu’ akan
memiliki daya tahan tubuh yang kuat, sehingga tidak mudah stres ketika
menghadapi problematika kehidupan. Dengan shalat tahajjud pasti hati
kita akan semakin lembut, jernih dan berenergi tinggi, sehingga bacaan
shalat beserta hikmah-hikmah yang terkandung mengalir deras dalam
relung-relung jiwa kita dan menjadi pelita hidup di kemudian hari.
Semoga Allah mengangkat kita ke tempat yang terpuji.